Jumat, 29 Agustus 2014

WANITA IDAMAN

WANITA IDAMAN

Wanita yang elok paras mukanya itu mungkin tak terhitung jumlahnya.
Namun, wanita yang elok perilaku dan jiwanya itu masih sedikit.

Wanita yang kaya harta itu telah mendominasi dunia.
Namun, wanita yang kaya hati itu masih minim di dunia.

Wanita yang cerdas intelektual itu tak terbilang jumlahnya.
Namun wanita yang cerdas dalam menjaga kehormatannya itu langka.

Wanita yang aktif berkarier itu bejibun jumlahnya memenuhi dunia.
Namun wanita yang aktif untuk menjadi ibu dari anak² yang soleh atau solehah itu sulit dicari.

Wanita yang rela membuang hartanya untuk kesenangan dunia itu bukan barang langka.
Namun wanita yang rela menginfakkan hartanya untuk kesenangan akhirat itu masih langka.

Wanita yang menjaga dan memelihara kecantikan wajahnya itu sudah biasa terlihat.
Namun wanita yang menjaga dan memelihara kesucian hatinya sulit ditemukan.

Wanita yang mempertontonkan auratnya itu sudah membuat dunia ini lebih panas.
Namun wanita yang senantiasa menutup aurat dan menjaga kehormatannya itu senantiasa menyejukkan mata.

Dan terakhir.
Ingin menjadi wanita yang bagaimanakah anda...???’’

Wahai saudariku.
Pilihanmu adalah masa depanmu di dunia dan akhirat...!!!’’

Ya Rabb...
Berikanlah kami pasangan yang Terbaik di_sisi_Mu.
Pasangan yang juga menjadi sahabat kami dalam urusan agama,dunia dan akhirat_Mu..

Aamiin

Kamis, 28 Agustus 2014

* TUHAN, MAAF KAMI SIBUK ! *

* TUHAN, MAAF KAMI SIBUK ! *

Sering bahkan terlalu sering kita mendengar kata “bahagia“, dan seberapa sering kita temukan bahwa mereka yang sedang berbahagia, lupa siapa yang memberinya kebahagiaan, hingga Allah kembali menegurnya dengan luka, saya mau share sedikit, hari Sabtu lalu ditemani seseorang (ehm .. ehm ..) saya nonton film RUSH, menceritakan tentang perjalanan karier dan kehidupan Niki Lauda, pembalap F1 era tahun ’70 an, ada satu kata yang cukup jleb buat saya yaitu “Bahagia itu melemahkan … ”

awalnya agak membingungkan dengan kata melemahkan bukankah setiap orang ingin bahagia? bukankah tujuan dari hidup ini adalah bahagia? apanya yang melemahkan?

Pertanyaan ini saya ajukan kediri saya, ternyata begini, seberapa sering ketika bahagia ibadah saya tidak sekenceng ketika saya patah hati, seberapa banyak mereka yang menikah kemudian ibadahnya tidak lagi sekuat ketika jodoh itu masih dilangit, mohon mohon sambil nangis ke Allah agar jodohnya diturunkan ke bumi, setelah turun dia lupa berterima kasih, bahkan lupa shalat subuh karena sibuk,

#eeeeh!! seberapa sering melihat mereka yang ketika tak punya uang tahajud 40 hari tanpa putus berharap mendapatkan rejeki, tapi setelah kaya lupa bahwa sebagian dari hartanya adalah milik fakir yang Allah titipkan lewat dia, jreng jreng !! inilah yang disebut bahagia itu melemahkan

Saya jadi teringat buku yang baru selesai saya baca, judulnya “Tuhan, maaf kami sedang sibuk” saya coba kutip yah “Tuhan, maaf, kami orang orang sibuk, kami memang takut neraka tapi kami kesulitan mencari waktu untuk mengerjakan amalan amalan yang menjauhkan kami dari nerakaMU kami memang berharap syurga tapi kami hampir tak ada waktu untuk mencari bekal menuju syurgaMu” …

mantap menusuk kata katanya buat saya, mari kembali bertanya pada diri yang lemah ini, yang kadang tidak mampu berterima kasih pada Allah, kalau udah bahagia apalagi, makin lupa, baru dikasih cinta sedikit dari si tercinta, rakaat tahajud sudah berkurang, parah !!!!!!

Inilah manusia termasuk saya, lemah ketika bahagia, loyo ketika kenyang, sibuk buat Allah tapi maunya doa dikabulkan semua, gak pake ditunda “hello…... ”

sulitnya berterima kasih atas nikmat yang tertebar sibuk mencari cari nikmat yang belum datang untuk disyukuri, Astaghfirullah,,,,,, begitu sempitnya hati saya sebagai manusia,

menuntut menuntut terus,,,,,lupa bersyukur, panas ngeluh, macet marah, padahal justru amarah itu yang membawa kita ke neraka, gak mau sabar sedikit, sabar ini yang akan membawa kita ke syurga … belajar lagi dan belajar lagi, belajar memahami takdir, belajar memahami maunya Allah, belajar menjadi hamba yang baik, iya saya paham bahwa berkata tak semudah melakukan, paham pake  banget  !!!!!,,,,,, tapi setidaknya saya sedang berusaha menjadi seperti yang Allah inginkan, menyusun harapan ketika berpulang nanti,,,,,  ^.^

maaf sudah saya dapatkan, ampunan sudah saya pegang, dan syukur sudah saya torehkan.

Buat kamu yang sedang berbahagia, jangan terlena, jangan sok sibuk kemudian lupa pada Allah …....
  mari sebelum bobo, kita tanyanyan pada diri kita “andai ini tidur terakhir saya, sudah siapkan saya menghadap Allah? ,,,,,,andai ini malam terakhir saya, dosa apa yang sangat ingin saya mintakan ampunan? ,,,,,andai ini malam terakhir saya, amalan apa yang akan saya lakukan untuk yang sanggup menyelamatkan saya dari siksa kubur?”

Selamat memejamkan mata dan bertanya !!

By:Nz


Kenapa Allah Merahasiakan Kematian ?

Kenapa Allah Merahasiakan Kematian ?

Mati pasti akan terjadi dan dihadapi oleh yang hidup. Hanya saja tidak akan pernah dapat mati itu ditentukan. Mematikan adalah hak absolut yang dimiliki oleh Yang Menghidupkan. Mengapa Allah merahasiakannya?

1. Agar kita tidak CINTA DUNIA. Agar kita tidak cinta pada sesuatu yang PASTI TIADA. Jangan sampai ada mahluk, benda, jabatan yang menjadi penghalang kita dari Allah, karena sesuatu mahluk, benda, jabatan pasti akan diambil oleh yang menitipkannya

2. Supaya kita tidak menunda AMAL. Kita tidak pernah tahu akan mati. Detik selanjutnya dari setelah aku kirim email ini atau satu jam lagi, satu hari lagi, minggu depan, bulan depan atau tahun depan, semua dirahasikan Tuhan agar kita tidak menunda semua perbuatan baik yang akan kita lakukan, tobat yang kita lakukan,
maaf yang kita ucapkan.

3. Mencegah Maksiat. Orang akan wafat sesuai dengan kebiasaannya.
Ingat sinetron Rahasia Illahi, kan? Jadi …. Ga mau kan kita mati ketika sedang berbuat dosa??? pasti semua orang ingin kembali dalam khusnul khotimah

4. Agar menjadi orang yang cerdas. Karena hanya orang yang cerdas yang tahu bagaimana mempersiapkan mati. Yaitu dengan merubah apa yang fana ini menjadi sesuatu yang kekal. Misalnya, gaji kita yg fana, gimana caranya bisa jadi kekal? nomor satu, tabungan akhiratnya harus dilaksanakan! Untuk investasi masa depan kita

Taushiyah Lainnya (Dalam usaha Persiapan Akhirat)
a. Orang yang mampu, tapi tidak mau naik haji, matinya tidak dalam islam;
b. Menunda tidak bisa sempurnakan amal, karena tiap waktu sudah ada takdirnya masing-masing.
c. Jangan memderita memikirkan yang sudah tiada, karena yakinlah Allah Maha Tahu segala kebutuhan kita, dan Allah Maha Mencukupi.
d. Rahasia amal, adalah niat dari amalan itu. alangkah ruginya manusia yang pontang-panting mengejar sesuatu yang tidak jelas niatnya.

Semoga Bermanfaat.

Perempuan, Berhentilah Bekerja !!

Perempuan, Berhentilah Bekerja !!

Tulisan ini saya ambil dari sebuah kumpulan cerita inspiratif, sedikit saya olah dengan bahasa saya agar mudah dipahami, bukankah tulisan dengan hati akan sampai kehati, semoga memberi inspirasi seperti yang saya rasakan saat membacanya, sesak napas saya karena tak sanggup menahan haru.
 
Sore itu sambil menunggu kedatangan teman yang akan menjemput saya di masjid seusai ashar saya melihat seseorang yang berpakaian rapi, berjilbab tertutup sedang duduk disamping masjid. Kelihatannya ia sedang menunggu seseorang juga. Saya mencoba menegurnya dan duduk disampingnya, mengucapkan salam, sembari berkenalan, lumayan sambil membunuh kesendirian :)
Basa basi dan akhirnya pembicaraan sampai pula pada pertanyaan si mbak pada saya “Anti sudah menikah?”. “Belum” jawab saya dengan nada datar seperti biasa, kemudian perempuan berjubah panjang (Akhwat) itu bertanya lagi “kenapa?” duh kenapa sih musti nanya yang ini, dan pertanyaan hanya bisa saya jawab dengan senyuman, karena saya memang tidak punya jawaban kenapa belum menikah, ingin dijawab karena masih melanjutkan pendidikan, tapi rasanya itu bukan alasan, karena S2 untuk perempuan rasanya sudah lebih dari cukup :) dan untuk menutup pertanyaan tadi, i answer question with question “Mbak menunggu siapa?” saya mencoba bertanya. “Menunggu suami” jawabnya pendek.
 
Saya melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa saya tebak apa isinya “Mbak kerja di mana?” entah keyakinan apa yang membuatku demikian yakin jika mbak ini memang seorang wanita karier “Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi BERHENTI bekerja” jawabnya dengan wajah yang aneh menurut saya, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati karena telah lepas dari suatu beban. “Kenapa?” tanya saya lagi. Dia hanya tersenyum dan menjawab “karena inilah PINTU AWAL kita menjadi wanita karir yang sesungguhnya, yang bisa membuat kita lebih hormat pada suami”, jawabnya tegas. Saya berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya tersenyum.
“Saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gajisaya 7jt/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari dan es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya. Kamu tahu kenapa?
 
Waktu itu jam 7 malam, suami saya menjemput saya dari kantor, hari ini lembur. Setibanya dirumah, mungkin hanya istirahat yang terlintas dibenak kami wanita karir seperti saya. Ya, saya akui saya sungguh capek sekali ukhty. Dan kebetulan saat itu suami juga bilang jika dia masuk angin dan kepalanya pusing. Celakanya rasa pusing itu juga menyerang saya. Berbeda dengan saya, suami saya hanya minta diambilkan air putih untuk minum, tapi saya malah berkata, “Abi, umi pusing nih, ambil sendiri lah!!”.
Terbangun tengah malam menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah bersih tercuci. Siapa lagi yg bukan mencucinya kalo bukan suami saya (kami memang berkomitmen untuk tidak memiliki khodimah)? Terlihat lagi semua baju kotor telah dicuci. Astagfirullah, kenapa abi mengerjakan semua ini? Bukankah abi juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap abi sadar dan mau menjelaskannya, tapi rasanya abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga.
 
Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, abi demam, tinggi sekali panasnya. Saya teringat perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air putih saja saya membantahnya. Air mata ini menetes, air mata karena telah melupakan hak-hak suami saya.”
 
“Kamu tahu berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600-700 rb/bulan. Sepersepuluh dari gaji saya sebulan. Malam itu saya benar-benar merasa sangat durhaka pada suami saya.Dengan gaji yang saya miliki, saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya dengan ikhlas dari lubuk hatinya. Setiap kali memberikan hasil jualannya, ia selalu berkata “Umi, ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah-mudahan Umi ridho”, begitulah katanya. Saat itu saya baru merasakan dalamnya kata-kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong dan durhaka pada nafkah yg diberikan suami saya, dan saya yakin hampir tidak ada wanita karir yg selamat dari fitnah ini”
 
“Alhamdulillah saya sekarang memutuskan untuk berhenti bekerja, mudah-mudahan dengan jalan ini, saya lebih bisa menghargai nafkah yang diberikan suami. Penyakit perempuan itu sering begitu susah jika tanpa harta, dan karena harta juga perempuan sering lupa kodratnya” Lanjutnya lagi, saya masih terdiam membiarkannya berkicau dengan cerita indahnya, iya cerita ini begitu indah ditelinga saya. Subhanallah, dan sayapun berpikir apa saya bisa seperti dia? Menerima sosok pangeran apa adanya, bahkan rela meninggalkan pekerjaan.
 
“Saya memutuskan berhenti bekerja, karena tak ingin melihat orang membanding-bandingkan gaji saya dengan gaji suami saya. Saya memutuskan berhenti bekerja juga untuk menghargai nafkah yg diberikan suami saya. Saya juga memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi hak-hak suami saya. Saya berharap dengan begitu saya tak lagi membantah perintah suami saya. Mudah- mudahan saya juga ridho atas besarnya nafkah itu. Saya bangga dengan pekerjaan suami saya ukhty, sangat bangga, bahkan begitu menghormati pekerjaannya, karena tak semua orang punya keberanian dengan pekerjaan seperti itu”
 
Suatu saat jika anti mendapatkan suami seperti suami saya, anti tak perlu malu untuk menceritakannya pekerjaan suami anti pada orang lain. Bukan masalah pekerjaannya ukhty, tapi masalah halalnya, berkahnya, dan kita memohon pada Allah, semoga Allah menjauhkan suami kita dari rizki yang haram”. Ucapnya terakhir, sambil tersenyum manis pada saya. Mengambil tas laptopnya, bergegas ingin meninggalkanku.
Saya melihat dari kejauhan seorang laki-laki menggunakan sepeda motor butut mendekat ke arah kami, wajahnya ditutupi kaca helm, meskipun tak ada niatku menatap mukanya. Sambil mengucapkan salam, perempuan itu meninggalkan saya. Wajah itu tenang sekali, wajah seorang istri yang begitu ridho.
 
Ya ALLAH, sekarang giliran saya yang menangis. Hari ini saya mendapat pelajaran paling berkesan. Pelajaran yang membuat saya menghapus sosok pangeran kaya yang ada dalam benak saya, Subhanallah Walhamdulillah.. Wa Laa ilaaha illallah Allahu Akbar, Semoga pekerjaan, harta dan kekayaan tak pernah menghalangimu untuk tidak menerima pinangan dari laki-laki yg baik agamanya. 
rinduku..

Just Share : Jangan Anggap Diri Anda Lebih Pintar..

Just Share : Jangan Anggap Diri Anda Lebih Pintar..

Pada suatu hari, seorang pengusaha sedang memotong rambutnya pada tukang cukur yang berdomisili tak jauh dari kantornya, mereka melihat ada seorang anak berusia 10 tahunan berlari-lari dan melompat-lompat di depan mereka.

Tukang cukur berkata, "Itu Benu, dia anak paling bodoh yang pernah saya kenal"

"Masak, apa iya?" jawab pengusaha

Lalu tukang cukur memanggil si Benu, ia lalu merogoh kantongnya dan mengeluarkan lembaran uang Rp.2.000 dan koin Rp.1.000, lalu menyuruh Benu memilih, "Benu, kamu boleh pilih dan ambil salah satu uang ini, terserah kamu mau pilih yang mana, ayo ambil!"

Benu melihat ke tangan Tukang cukur dimana ada uang Rp.2.000 dan Rp.1.000, lalu dengan cepat tangannya bergerak mengambil uang Rp.1.000.

Tukang cukur dengan perasaan bangga lalu melirik dan berbalik kepada sang pengusaha dan berkata, "Benar kan yang saya katakan tadi, Benu itu memang anak terbodoh yang pernah saya temui. Sudah tak terhitung berapa kali saya ngetes dia seperti itu tadi dan dia selalu mengambil uang logam yang nilainya lebih kecil."

Setelah sang pengusaha selesai memotong rambutnya, di tengah perjalanan pulang dia bertemu dengan Benu. Karena merasa penasaran dengan apa yang dia lihat sebelumnya, dia pun memanggil Benu dan bertanya, "Benu, tadi saya melihat sewaktu tukang cukur menawarkan uang lembaran Rp.2.000 dan Rp.1.000, saya lihat kok yang kamu ambil uang yang Rp.1.000, kenapa tak ambil yang Rp.2.000, nilainya kan lebih besar 2 kali lipat dari yang Rp.1.000?"

Benu pun tertawa kecil berkata, "Saya tidak akan dapat lagi Rp.1.000 setiap hari, karena tukang cukur itu selalu penasaran kenapa saya tidak ambil yang seribu. Kalau saya ambil yang Rp.2.000, berarti permainannya selesai dan kapan lagi saya dapat uang jajan gratis setiap hari."

******

Banyak orang yang merasa lebih pintar dibandingkan orang lain, sehingga mereka sering menganggap remeh orang lain. Ukuran kepintaran seseorang hanya TUHAN yang mengetahuinya. Alangkah bijaksananya jika kita tidak menganggap diri sendiri lebih pintar dari orang lain. Di atas langit masih ada langit yang lain.