Selasa, 09 Juni 2015

ldr

  

LDR? Putusin Aja.
Ditulis Oleh Yunika Erma Puspita   
29-12-2012,
Siapa sih yang nggak tahu istilah LDR? LDR adalah Long Distance Relationship. Orang-orang menyebutnya pacaran jarak jauh. Dimana dua orang yaitu seorang lelaki dan seorang perempuan yang menjalin kasih dalam satu ikatan, mereka terpisah akan jarak yang bisa dikatakan jauh.
Sejauh apa? Memang tidak ada ukuran untuk itu, namun paling tidak yang bisa disebut LDR adalah misal si A pacaran sama B, A melanjutkan studi di Semarang sedangkan B melanjutkan studinya di kota lainnya misal Bandung. Nah meskipun mereka terpisah jarak namun mereka tetap berprinsip untuk menjalin hubungan. Memang tidak salah apabila kita telah memiliki prinsip demikian. Kita memiliki alasan dan kita harus konsekwen akan resiko yang ditimbulkan.
Kenapa mau LDR an? Kenapa nggak putus? Atau memilih pacaran yang langsung dengan pasangan yang dekat saja? Banyak yang menolak tapi tak sedikit juga yang menjalani hubungan LDR dengan pasangannya. Semua ada enak ada nggak enak. Ada seneng ada sedihnya. Lalu apa ajasih yang menyebabkan mereka berkomitmen untuk LDR? Mari dikupas.
Enaknya??
·         Punya pacar.
Kita ada status nih. Jadi bisa banggain lah. Aku udah punya pacar. Jauh sih, di luar negeri, dia di Jepang. Terlihat WAOW kan jika diceritakan pada teman-teman. Namun yang pacaran langsung nggak perlu iri deh, bisa langsug tuh dipamerin pacarnya yang deket.
·         Kangennya ‘sesuatu’.
Terpisah jarak dan waktu itulah LDR. Lama nggak ketemu jadi quality time bersama pasangan terasa kurang meskipun masih terjalin kontak komunikasi yang lancar. Komunikasi yang dilakukan dengan lawan bicara sehari-hari senyatanya tidak dapat kita rasakan kehadiran wujud aslinya. Jadi sekalinya ketemu bisa seharian penuh kencan deh. Asik kan?
·         Lebih dewasa.
Kok bisa? Yap, ketika tidak ada pasangan di sisi kita, kita akan lebih terasa di tuntut untuk melakukan hal-hal sendiri. Walupun ada sebagian hal yang dapat kita lakukan bersama teman-teman. Namun dalam pengerjaan tugas para pasangan LDR lebih fokus. Karena apa? Sambil menyelam minum air. Online bareng pacar sekaligus ngerjain tugas sekolah/kuliah deh.
·         Quality time bersama teman-teman dan keluarga lebih banyak.
Kita bisa main kapan aja. Pergi kapan aja. Nonton bareng, jalan-jalan bareng, bercanda barenng, hepi-hepi bareng. Dalam tanda kutip bukan pacar ya. Jadi kita bisa dekat dengan keluarga dan sahabat-sahabat kita.
Nggak enaknya?
·         Sering galau.
Galau nggak di sms. Galau nggak di telepon. Dia ngapain? Lagi apa? Baik-baik nggak ya? Kok nggak ngabarin? Begitulah perasaan para pasangan LDR yang belum di kontak pasangannya. Hal-hal seperti ini yang bakal buang waktu kamu yang seharusnya lebih berguna dan bahagia akan lenyap seketika itu.
·         Ada rasa iri.
Iri kenapa? Disaat seseorang dapat ngedate, kencan bareng pasangan. Kita juga pacaran sih tapi cuma skypean doang. Kurang greget kan ya. Kurang romantis deh kalo dirasain lama-kelamaan.
·         Sedia pulsa dan gadegt yang selalu on.
Kapanpun dimanapun selalu bersama gadget kesayaangan. Menshare apa yang dilakukan, momen-moment spesial kepada pasangan. Ini loh, aku bikin ini, lagi ini. Dan segera diharapkan akan mendapat feedback/respon dari pasangan kita.
·         Dibilang jomblo tapi punya pacar.
Nah loh, yang kaya begini ini. Punya pacar tapi nggak ada nyata untuk kita. Nyesek banget kan dengernya. Miris. Kemana-mana pergi sama temen-temen sama keluarga. Trus sama pacarnya kapan? Gede banget kan perbandingannya kalau dihitung-hitung antara quality time bersama pasangan, keluarga dan teman.
LDR itu on the way jomblo loh. Nggak percaya?? Di ilmu komunikasi, ketika kita menjalin suatu hubungan disitulah terjalin komunikasi antar pribadi dimana kedua individu ini saling bertukar pesan ataupun hal-hal yang bersifat pribadi untuk kemudian berpotensi terjadinya timbal balik. Komunikasi antar pribadi ini tidak akan terjadi bila kedua pihak tidak saling mengenal atau akrab. Jadi, sehatkah LDR? Sebenarnya LDR itu tidak sehat. Mengapa? Karena ada berbagai peran yang tidak dapat dilakukan oleh pasangan kita.
Semisal, ketika kita sedang ada masalah dan kita ingin mensharingnya dengan pasangan. Okelah kita tahu jaman sekarang teknologi sudah canggih, telepon bisa, video calling bisa, skype bisa. Kita bisa mencurahkan segala unek-unek kita pada pasangan lewat gadget yang kita miliki. Namun hal ini akan terasa berbeda saat kita dapat bercerita secara langsung. Obrolan akan menjadi hangat, intim, dan pencurahan perhatian secara langsung akan cepat dirasakan, di ilmu komunikasi menyebutnya dengan Feedback. Bukannya masalah selesai malah kita ikutan galau, pasangan kita berada jauh, kita dirundung masalah, mau share ada kemungkinan noise (gangguan) yang terjadi karena jarak, ataupun karena gangguan yang dihasilkan oleh alat komunikasi.
Hubungan ini bila terjadi lama-kelamaan akan menimbulkan kejenuhan, kecurigaan, dan profil seorang pasangan yang tidak dirasakn kehadirannya. Yang terjadi akhirnya mereka (pasangan ini) memutuskan untuk berpisah dan mengakhiri hubungannya. Memilih lebih fokus pada kehidupan nyata yang sedang dihadapinya dan melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat. Ada pepatah menyebutkan “kalau cinta nggak kemana”. Mungkin prinsip itulah yang bisa dipegang para pasangan LDR ya. Jadi semuanya kembali ke diri kita masing-masing. Mau LDR dengan pasangan kita atau tidak.
 
Oleh : Yunika Erma Puspita / Ilmu Komunikasi / Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro

0 komentar:

Posting Komentar